Strategi Pengembangan Karakter Pelajar Pancasila di SDN 020 Kebunsari Kabupaten Polewali mandar
STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER PELAJAR PANCASILA DI SDN 020 KEBUNSARI KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Markaban.
2022. Strategi
pengembangan karakter pelajar Pancasila di SDN 020 Kebunsari Kabupaten Polewali
mandar. Tesis. Program Studi Administrasi Pendidikan Kekhususan Pendidikan
Dasar Program Pascasarjana. Universitas Negeri Makassar (Dibimbing oleh
Mustafa dan Rusmayadi).
Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) gambaran tentang pembiasaan praktik baik
pengembangan karakter pelajar Pancasila di SDN 020 Kebunsari (2) gambaran
tentang pengembangan karakter pelajar Pancasila sebagai budaya positif di SDN
020 Kebunsari (3) factor pendukung dan penghambat pengembangan karakter pelajar
Pancasila di SDN 020 Kebunsari, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriftif yang mendeskripsikan strategi
pengembangan karakter pelajar Pancasila. Data penelitian ini di peroleh melalui
wawancara dengan kepala sekolah, wali kelas I,IV, dan VI, yang menjadi sumber
data utama penelitian ini, kemudian wawancara dengan siswa dari kelas IV-VI. Observasi dilakukan
dengan pengamatan langsung serta dokumentasi sebagai data pendukung. Hasil
penelitian menggambarkan strategi pengembangan karakter Pancasila diterapkan
melalui program pekan praktik baik disekolah dan upaya pembiasaan nilai-nilai
karakter pelajar Pancasila yang terintegrasi dalam pembelajaran. Dari hasil
penelitian ini di sarankan agar pembiasaan – pembiasaan praktik baik terus
diterapkan baik yang berbasis kelas maupun berbasis sekolah, karena dari
pembiasaan akan menjadi budaya dan karakter pelajar Pancasila melekat sebagai
karakter siswa.
Kata kunci : Pembiasaan,praktik baik, karakter pelajar
Pancasila
Pendahuluan
Arus
informasi di era digital telah membawa dampak yang luas di seluruh dunia, tak terkecuali
Indonesia. Dampak arus informasi tersebut ada yang positif, namun ada pula yang
negatif. Dampak positif dengan berbagai kemajuan teknologi di bidang ekonomi,
perdagangan, industri, dan pertanian. sedangkan dampak negatif utamanya pada
bidang budaya, dari waktu ke waktu begitu terasa dan terlihat nyata, terlihat
berbagai perubahan kebiasaan , sikap, dan tingkah laku yang berujung pada
terkikisnya karakter Pancasila yang luhur. Mengingat hal tersebut penguatan
pendidikan karakter yang memuat karakter pelajar Pancasila sudah sangat penting
untuk segera diterapkan, mulai dari pendidikan jenjang Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD) sampai jenjang perguruan tinggi. Pendidikan karakter sebagai tameng
dan penyaring dampak negatif globalisasi, melestarikan nilai -nilai luhur
budaya bangsa. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengajarkan
hakikat karakter dalam tiga ranah cipta, rasa, dan karsa. Pendidikan karakter
merupakan pendidikan yang mendukung perkembangan sosial , emosional, dan etis
siswa.
Globalisasi yang didukung perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat tak luput memasuki dunia pendidikan, sangat mempengaruhi sikap dan perilaku siswa Sekolah dasar. Dari konsisi tersebut, karakter pelajar Pancasila mengalami penyurutan yang drastis. Berbagai peristiwa tawuran pelajar, Perundungan antar siswa, kasus pemukulan guru bahkan tawuran antar warga di masyarakat menunjukkan bahwa nilai karakter pelajar Pancasila mengalami penurunan. Di sisi lain menurunnya nilai keteladanan dari oknum pemangku kepentingan baik dari Pejabat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang mempertontonkan sikap dan perilaku yang jauh dari karakter dan nilai -nilai moral Pancasila. Keteladanan dari orang terdekat siswa di lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan karakter siswa. Di tengah gempuran budaya negatif melalui media sosial dan internet yang mudah diakses siswa, muncul berbagai paham yang berkedok agama yang berkeyakinan tidak sepaham dengan nilai-nilai Luhur Pancasila. Berbagai hal tersebut menimbulkan keprihatinan yang mendalam terhadap karakter pelajar Pancasila yang memiliki enam ciri utama, yaitu ; bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhklak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif yang seharusnya menjadi karakter utama setiap siswa dalam kehidupan sehari - hari dalam berbangsa dan bernegara.
Karakter pelajar Pancasila sebagai ciri dari kepribadian Bangsa sangat penting untuk ditanamkan sejak dini kepada siswa agar bersikap dan berperilaku baik sebagai bagian dari kepribadian bangsa Indonesia yang luhur. Pengembangan karakter pelajar Pancasila adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa melalui Pendidikan budi pekerti, berbagai pembiasaan praktik baik dalam pembelajaran, yaitu ; kegiatan intrakurikuler,ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Untuk siswa Sekolah Dasar, Karakter pelajar Pancasila dikembangkan dan ditanamkan sesuai jenjang kelas, jenjang kelas rendah dan jenjang kelas tinggi.
Pada
jenjang kelas rendah penguatan Pendidikan karakter pelajar pancasila diterapkan
dalam bentuk permainan dan lagu yang disesuaikan dengan tema pembelajaran. Pada
jenjang kelas tinggi penguatan pendidikan karakter pelajar Pancasila lebih pada
penguatan sikap dan tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari – hari, baik
dilingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat.
Penguatan pendidikan karakter pelajar Pancasila juga dikembangkan dalam
berbagai program dan kegiatan ekstrakurikuler seperti kegiatan pramuka.
Berbagai program yang bertujuan meningkatkan penguatan Pendidikan karakter,
seperti ; program kegiatan adiwiyata untuk siswa peduli lingkungan , sekolah
sehat, sekolah ramah anak diman lingkungan sekolah adalah lingkungan yang
menyenangkan buat siswa, dan program sekolah aman bencana dengan berbagai
prosedur aman bencana yang diterapkan disekolah, seperti tersedianya jalur
evakuasi bencana dan area titik kumpul di halaman sekolah.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
Pendidikan karakter pelajar Pancasila di sekolah, Guru harus mampu merencanakan
pembelajaran dan strategi pengembangan program yang memuat penguatan Pendidikan
karakter pelajar Pancasila dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sebagai
Pendidikan holistik maka Pendidikan karakter pelajar Pancasila harus mampu
menciptakan generasi calon pemimpin bangsa yang sehat dalam pengembangan fisik
(olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan
spiritual (olah hati) yang dilakukan secara utuh dan menyeluruh dan serentak
melalui pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian untuk mengkaji dan mengetahui secara mendalam tentang ”Strategi Pengembangan Karakter Pelajar
Pancasila di SDN 020 Kebunsari, kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar”.
Metode Penelitian
Penelitian kualitatif adalah
jenis penelitian yang dipilih oleh penulis yang lebih dikenal dengan istilah naturalistic inquiry
(inkuiri alamiah). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak
mengadakan perhitungan dengan angka-angka, karena penelitian kualitatif adalah
penelitian yang memberikan gambaran tentang kondisi secara faktual dan
sistematis mengenai faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang dimiliki
untuk melakukan akumulasi dasar-dasarnya saja. Pandangan lain menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian
untuk melakukan eksplorasi dan memperkuat prediksi terhadap suatu gejala yang
berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.
Berdasar pada
kedua pandangan di atas, penelitian kualitatif dalam tulisan ini dimaksudkan
untuk menggali suatu fakta, lalu memberikan penjelasan terkait berbagai realita
yang ditemukan. Oleh karena itu, peneliti langsung mengamati
peristiwa-peristiwa di lapangan yang berhubungan langsung dengan kepala sekolah
dan guru SDN 020 Kebunsari.
Jenis penelitian
kualitatif bermaksud mengungkapkan masalah nyata di lingkungan sumber datanya.
Sumber data dalam kondisi sewajarnya (natural setting).
Oleh karena itu
penelitian harus dilakukan terhadap sumber data dalam keadaan asli atau
sebagaimana keadaannya sehari-hari.Sumber data tidak boleh dibawa ke dalam
situasi formal untuk mengumpulkan data yang mengakibatkan data yang terkumpul
mengalami manipulasi. Penelitian tergantung pada kemampuan peneliti dalam
mempergunakan instrumen (alat) yang tidak merubah situasi sewajarnya menjadi
situasi yang berlangsung datanya. Instrumen yang dipergunakan adalah berbagai
jenis catatan seperti yang digunakan pada teknik observasi dan wawancara.
Paradigma
penelitian kualitatif diantaranya diilhami falsafah rasionalisme yang
menghendaki adanya pembahasan holistik, semistik dan mengungkapkan makna di
balik fakta empiris sensual. Secara epistimologis, metodologi penelitian dengan
pendekatan rasionalistik menuntut agar obyek yang diteliti dengan fokus atau
aksentuasi tertentu atau setidaknya obyek diteliti dengan fokus dan aksentuasi
tertentu, tetapi tidak mengeleminasi konteksnya.
Berdasarkan
modul rancangan penelitian (2019) yang diterbitkan Ristekdikti, penelitian
kualitatif adalah sebagai prosedur riset yang memanfaatkan data deskriptif,
berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan pelaku yang dapat
diamati. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, dinamika social, sikap keprcayaan, dan persepsi seseorang
atau kelompok terhadap sesuatu.
Posting Komentar untuk "Strategi Pengembangan Karakter Pelajar Pancasila di SDN 020 Kebunsari Kabupaten Polewali mandar"